Minggu, 29 Desember 2013

HIKMAT

 


Makna hikmat dalam Alkitab menandaskan pertimbangan yang masuk akal, berdasarkan pengetahuan dan pengertian; kesanggupan menggunakan pengetahuan dan pengertian dengan sukses untuk memecahkan masalah, menghindari bahaya, mencapai tujuan-tujuan tertentu, atau menasihati orang lain dalam hal-hal itu. Hikmat berlawanan dan sering dikontraskan dengan kebebalan, kebodohan, dan kegilaan.—Ul 32:6; Ams 11:29; Pkh 6:8.

Kata dasar yang mengandung arti hikmat dalam bahasa Ibrani adalah khokh·mah (kata kerja, kha·kham), dan dalam bahasa Yunani adalah so·fia, disertai bentuk-bentuk lainnya yang terkait. Dan juga, ada kata Ibrani tu·syi·yah, yang bisa diterjemahkan ”pekerjaan yang membawa hasil baik” atau ”hikmat yang praktis”, dan kata Yunani froni·mos dan frone·sis (dari fren, ”pikiran”), yang berkaitan dengan ”akal sehat”, ”kebijaksanaan”, atau ”hikmat yang praktis”.

Hikmat menyiratkan luasnya pengetahuan dan dalamnya pengertian, kedua-duanya menghasilkan pertimbangan yang masuk akal dan jelas, yang menjadi ciri hikmat. Orang berhikmat ”menyimpan pengetahuan bagaikan harta”, memiliki tabungan pengetahuan untuk digunakan jika dibutuhkan. (Ams 10:14) Meskipun ”hikmat adalah hal pokok”, nasihat yang diberikan ialah ”dengan semua yang engkau dapatkan, dapatkanlah pengertian”. (Ams 4:5-7) Pengertian (istilah yang luas maknanya, yang sering kali mencakup daya pengamatan) menambah kekuatan kepada hikmat, banyak menambah kebijaksanaan dan kesanggupan untuk melihat ke depan, yang juga merupakan ciri-ciri penting hikmat. Kebijaksanaan menyiratkan kearifan dan bisa dinyatakan dalam tindakan yang hati-hati, pengendalian diri, kesahajaan, atau pengekangan. ”Pria yang bijaksana [bentukan dari froni·mos]” membangun rumahnya di atas batu, karena telah mengantisipasi badai; pria yang bodoh membangun rumahnya di atas pasir dan menderita malapetaka.—Mat 7:24-27.

Kamis, 26 Desember 2013

Siapakah Setan? Apakah Ia Benar-Benar Ada?

 

BEBERAPA cendekiawan modern mengatakan bahwa Setan bukan suatu pribadi yang nyata. Mereka berpendapat bahwa ia hanyalah rekaan dalam imajinasi manusia. Perdebatan ini bukan hal baru. ”Muslihat terbesar si Iblis,” tulis pujangga abad ke-19 Charles-Pierre Baudelaire, ”adalah meyakinkan kita bahwa ia tidak ada.”

Apakah Setan pribadi yang nyata? Jika demikian, bagaimana asal-usulnya? Apakah dia kekuatan tidak kelihatan di balik berbagai problem yang menghantui dunia kita? Bagaimana Anda dapat menghindari pengaruhnya yang jahat?

Apa yang Alkitab Katakan

Alkitab menggambarkan Setan sebagai suatu pribadi nyata di alam roh yang tidak kelihatan. (Ayub 1:6) Alkitab memberi tahu kita mengenai sifatnya yang keji dan kejam serta tindakan-tindakannya yang jahat. (Ayub 1:13-19; 2:7, 8; 2 Timotius 2:26) Di dalamnya, bahkan dicatat percakapan antara Setan dengan Allah dan dengan Yesus.—Ayub 1:7-12; Matius 4:1-11.

Bagaimana ia sampai menjadi makhluk yang demikian jahat? Jauh sebelum manusia ada, Allah menciptakan Putra ”sulung”, yang akhirnya dikenal sebagai Yesus. (Kolose 1:15) Beberapa waktu kemudian, ”putra-putra Allah” lainnya, yang disebut malaikat, diciptakan. (Ayub 38:4-7) Mereka semua sempurna dan adil-benar. Namun belakangan, salah satu malaikat menjadi Setan.

Rabu, 25 Desember 2013

Mengapa Allah Membiarkan Penderitaan?


SEBUAH PERCAKAPAN

 

Berikut ini adalah contoh percakapan dengan seorang Saksi Yehuwa. Katakanlah Saksi bernama Michelle mendatangi rumah seorang wanita bernama Sophia.

Selasa, 24 Desember 2013

Apakah Kematian Akhir Segalanya?


MENARA PENGAWAL JANUARI 2014

 

Banyak orang tidak suka membahas kematian. Sesungguhnya, banyak orang berharap untuk tidak pernah mati. Dapatkah kematian dikalahkan?

Tetragrammaton


 
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Tetragrammaton dalam hiasan kaca di gereja Episkopal tahun 1868 di in Iowa
Tetragrammaton (Bahasa Yunani: τετραγράμματον kata dengan empat huruf) nama dalam bahasa Ibrani untuk Tuhan, yang dieja (dalam huruf Ibrani); י (yod) ה (heh) ו (vav) ה (heh) atau יהוה (YHWH), tetragramaton adalah nama pribadi dari Tuhan orang Israel.

Yesus Kristus— Apa yang Ia Lakukan Sekarang?


AJARLAH ANAK ANDA

 

Pada bulan Desember, di mana-mana ada gambar atau patung bayi Yesus. Bayi Yesus itu tidur di palungan, yaitu sebuah kotak besar tempat makanan binatang. Tapi, apakah kamu cuma ingat Yesus waktu dia masih bayi? * Sebenarnya, ada sesuatu tentang Yesus yang jauh lebih penting untuk diingat. Pertama, ayo kita lihat apa yang terjadi atas beberapa gembala di dekat Betlehem suatu malam.

Mengapa Kita Butuh Allah?


 

Banyak orang merasa mereka bisa hidup tanpa Allah atau terlalu sibuk untuk mengingat Dia. Apakah mengenal dan mengingat Allah memang penting?

Minggu, 22 Desember 2013

Caranya Menjadi Pendengar yang Baik


BANTUAN UNTUK KELUARGA | PERKAWINAN

 

TANTANGANNYA

[Gambar di hlm. 12]

”Kamu enggak pernah dengerin aku!” kata teman hidup Anda. ’Lho? Aku dengerin kok,’ pikir Anda. Rupanya, apa yang ingin dia sampaikan berbeda dengan maksud yang Anda tangkap. Akibatnya, kalian pun bertengkar.
Kalian bisa menghindari masalah semacam ini. Pertama-tama, coba perhatikan apa saja yang bisa membuat Anda tidak menangkap maksud kata-kata teman hidup Anda, padahal Anda merasa sudah mendengarkan.

Yesus


PANDANGAN ALKITAB

 

Apakah Yesus itu Allah?

”Tidak seorang pun pernah melihat Allah.”Yohanes 1:18.

Sabtu, 21 Desember 2013

Pope admits Dec. 25 was not Christ's birthday




A brother posted a photo of a newspaper saying "Pope Benedict: Jesus wasnt born of Dec. 25" it surprised me so i search it in the internet and then i found out that it is true.

Jumat, 20 Desember 2013

BENARKAH YESUS LAHIR PADA TANGGAL 25 DESEMBER?

 

11 Desember 2012 pukul 23:52
Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi diantara kalangan Kristen sendiri. Darimana asal usul perayaan kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember? Pertanyaan ini membelah menjadi dua kelompok jawaban. Kelompok pertama menghubungkan tanggal 25 Desember kepada perayaan paganisme Roma yang diadopsi dalam Kekristenan. Kelompok kedua menghubungkan tanggal 25 Desember pada catatan kuno Bapa Gereja sebelum Konsili Nicea.






Pandangan Pertama:

Asal Usul Paganisme Dari Natal 25 Desember

Pandangan pertama menghubungkan perayaan Christmass pada tanggal 25 Desember dengan adopsi unsur-unsur kekafiran oleh gereja Katolik maupun Ortodox. Perhatikan beberapa kutipan berikut:

Berapa Lama Anda Bisa Hidup?


TOPIK UTAMA

 

KETIKA mati pada 2006, Harriet berumur kira-kira 175 tahun. Tentu saja, Harriet bukan manusia. Ia seekor kura-kura Galapagos, dan tinggal di sebuah kebun binatang di Australia. Dibanding kita, umur Harriet jauh lebih panjang. Namun, dibanding umur makhluk hidup lain, umur sepanjang itu bukanlah hal yang luar biasa. Perhatikan beberapa contoh.

Seorang Ahli Bedah Ortopedi Menjelaskan Imannya


WAWANCARA | IRÈNE HOF LAURENCEAU

 

Dr. Irène Hof Laurenceau adalah seorang ahli bedah ortopedi di Swiss. Pada suatu waktu, ia pernah meragukan keberadaan Allah. Tetapi, bertahun-tahun kemudian, dia akhirnya menyimpulkan bahwa Allah ada dan bahwa Ia adalah Sang Pencipta kehidupan. Sedarlah! mewawancarainya tentang pekerjaannya dan imannya.

Apakah Berita di Media Bisa Dipercaya?


SEDARLAH! DESEMBER 2013

 

Banyak orang ragu akan berita yang mereka baca dan dengar. Cari tahu bagaimana agar kita bisa berhati-hati, sambil tetap berpikiran terbuka.

Kamis, 19 Desember 2013

Kontroversi Natal: Kebohongan Sinterklas menurut Dr. Nathan Grills


Kontroversi Natal: Kebohongan Sinterklas, Sosok Pemalas

MELBOURNE (voa-islam.com) – Natal alias Christmas yang dirayakan umat Kristen seluruh dunia, hampir tak bisa dipisahkan dari sosok Sinterklas (Santa Claus). Tokoh ini selalu dinanti oleh anak-anak setiap perayaan Natal di akhir tahun. Namun, di balik penampilannya yang tambun, bermuka merah dan riang gembira, sosok khas Sinterklas itu justru bisa memberi pendidikan buruk bagi anak-anak.
Demikian menurut hasil penelitian seorang akademisi Australia, Dr. Nathan Grills dari Universitas Melbourne. Diterbitkan dalam British Medical Journal, Gills menyatakan bahwa karakter unik Sinterklas kini bisa dipandang sebagai tokoh yang mempromosikan gaya hidup yang tidak sehat.
...Sinterklas dianggap tokoh yang terlalu banyak makan, minum, dan kurang berolahraga. Sifat-sifat malas ini tidak bagus untuk anak-anak...
Menurut Grills, dengan tubuhnya yang selalu digambarkan tambun, Sinterklas dianggap tokoh yang terlalu banyak makan, minum, dan kurang berolahraga. Sifat-sifat malas ini tidak bagus untuk anak-anak, yang selalu senang dengan Sinterklas karena selalu memberi hadiah natal - walau itu berasal dari orang tua mereka.
Seperti dikutip laman stasiun televisi ABC News, dengan penampilan saat ini, Grills meyakini bahwa Sinterklas kemungkinan telah menjadi figur yang paling populer dan kini sering dimanfaatkan menjadi alat pemasaran berbagai produk, termasuk makanan cepat saji hingga minuman keras.
...Sinterklas yang telah menjadi figur paling populer, kini sering dimanfaatkan menjadi alat pemasaran berbagai produk minuman keras...
Di masa lalu, menurut Grills, Sinterklas bahkan digunakan untuk mengiklankan produk-produk rokok. Penampilan itu bisa menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Selalu digambarkan tokoh yang suka makan kue dan minum susu - bahkan bir - maka sulit untuk membantah pandangan bahwa Sinterklas memiliki perut yang tambun.

Natal yang Penuh Kebohongan

OPINI | 14 December 2010 | 09:37 Dibaca: 65   Komentar: 1   0


TAK usah pun daku berpanjang labar, kita semua pasti sudah mafhum apa itu Natal. Sebagaimana lazimnya hari besar keagamaan, Natal mestinya menjadi waktu ekstra bagi penganutnya untuk introspeksi, berkaca, merenung, dan makin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bagi orang yang suka mengulur-ulur waktu pertobatannya, Natal sejatinya dijadikan sebagai garis START untuk memulai kehidupan sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan Yang Mahakasih yang ada dalam diri Yesus Kristus. Dan jika sudah bertekad menjadi manusia baru, jangan pernah lagi menoleh ke belakang. Jangan ulangi lagi kesalahan dan dosa. Jangan jadikan Natal hanya pertobatan sementara waktu.
Terus terang, Natal memang terang terus. Tetapi manusia yang merayakannya—yang memperingatinya saban Desember, bahkan para rohaniwan yang mengkhotbahkan kesucian dan kesederhanaan Natal di mimbar dengan mulut berbusa-busa—selalu diliputi kegelapan. Kenapa? Karena kebanyakan dari kita sudah tidak bisa lagi melihat makna Natal yang sebenarnya. Meski gereja dan rumah-rumah bahkan jalan- terang benderang oleh lampu-lampu pohon natal nan gemerlap itu, mata hati kita pada dasarnya tertutup. Bahwa Natal adalah sukacita, itu sangat tepat. Namun bersuka cita tidak harus diwujudkan dalam kemeriahan dan keglamouran.

Rabu, 18 Desember 2013

Natal 25 Desember adalah kebohongan public sepanjang masa!!!

Menu

Senin, 16 Desember 2013

Apa yang Alkitab Katakan tentang Natal?

 

Jawaban Alkitab

Alkitab tidak memberi tahu tanggal kelahiran Yesus atau menyuruh kita memperingati hari kelahirannya. Cyclopedia karya McClintock dan Strong menyatakan, ”Perayaan Natal bukan suatu ketetapan ilahi, juga tidak berasal dari PB [Perjanjian Baru].
Malah, dengan menyelidiki sejarah Natal, kita akan mengetahui bahwa Natal berasal dari ritual kekafiran. Alkitab memperlihatkan bahwa kita menyakiti hati Allah jika kita menyembah Dia dengan cara yang tidak Ia sukai.—Keluaran 32:5-7.

Sejarah berbagai kebiasaan Natal

  1. Merayakan hari kelahiran Yesus: Orang Kristen masa awal tidak merayakan kelahiran [Yesus] karena mereka menganggap perayaan kelahiran sebagai kebiasaan kafir.”—The World Book Encyclopedia.

Rabu, 11 Desember 2013

Paus : Natal Bukan 25 Desember

  PDF Print E-mail
Tuesday, 18 December 2012 17:57
Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Kontroversi NATAL memang tidak pernah surut dibahas tiap tahun apalagi menjelang peringatannya 25 Desember. Berbagai tulisan mengupas tentang asal-asul peringatan ini berulang-ulang dimuat kembali untuk membentengi umat Islam agar tidak terseret dalam peringatan ini. Tapi bukannya peringatan ini menjadi surut, tapi tiap tahun peringatan ini justru makin meriah walau coreng dibalik peringatan ‘suci’ kelahiran tuhan ini terkuak.
Buku Paus mengupas kebohongan Natal
Kejadian yang cukup menghebohkan dunia Kristen baru saja terjadi adalah pengungkapan jujur dari tokoh besar Kristen yakni Paus Benedictus XVI. Ia menulis sebuah buku, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang diluncurkan Rabu (21/11/2012). Ia membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Antara lain menurutnya,

Hari Santo Nicholas-- dari mana asalnya ?

 


”Hari
Santo Nicholas”—Dari Mana Asalnya?

JIKA saudara melewati jalan-jalan di Belgia pada awal bulan Desember, saudara akan melihat pemandangan yang sangat menarik: kelompok-kelompok anak-anak pergi dari rumah ke rumah, menyanyikan syair-syair pendek yang disebut ”lagu-lagu Santo Nikolas”. Para penghuni rumah menyambut anak-anak yang manis itu dengan menghadiahi mereka buah-buahan, permen, atau uang.

Perayaan apa ini? ”Hari Santo Nikolas”! Di Amerika Serikat dan negeri-negeri lain, ”Santo Nikolas”, atau ”Santa Claus”, dihubungkan dengan hari Natal. Tetapi di Belgia, ”santo” yang berjenggot itu mempunyai hari perayaannya sendiri. Sebenarnya, ”Santo Nikolas” (sinterklaas, atau Sint Nicolaas [di-Indonesiakan, Sinterklas]), yang hari perayaannya jatuh pada tanggal enam Desember, adalah salah satu ”santo” yang paling terkenal di Belgia dan Belanda. Banyak gereja, kapel, jalan, atau perumahan menggunakan namanya. Ia secara tradisional dikenal sebagai ”teman baik anak-anak” yang siap membagikan hadiah kepada mereka pada hari perayaannya.

Brad Pitt: Sinterkas Adalah Sebuah Kebohongan!

 
koleksi foto selebriti
Sinterklas selalu dianggap sebagai idola bagi sebagian orang. Terutama saat hari Natal tiba. Bayangkan saja bagaimana baiknya seseorang kakek tua berjanggut putih yang mungkin sudah cukup repot dengan rematiknya namun sempat menebarkan kebaikan dan membagikan hadiah kepada anak-anak kecil.

Natal --- Apa fokusnya ??



Natal—Apa
Fokusnya?

BAGI jutaan orang, Natal dan Tahun Baru adalah waktu bersama keluarga dan teman-teman, waktu untuk menguatkan kembali ikatan kasih. Banyak yang menganggapnya sebagai saat untuk mengenang kembali kelahiran Yesus Kristus dan peranannya sebagai Juru Selamat manusia. Di Rusia, berbeda dengan banyak negeri lainnya, orang tidak selalu boleh merayakan Natal. Meski selama berabad-abad para anggota Gereja Ortodoks Rusia bebas merayakan Natal, mereka dilarang melakukannya selama hampir sepanjang abad ke-20. Apa penyebabnya?

Segera setelah revolusi Komunis Bolshevik tahun 1917, pemerintah Soviet dengan gencar memberlakukan kebijakan ateisme di seluruh pelosok negeri. Natal dengan semua embel-embelnya yang berbau agama dilarang. Negara mulai melancarkan kampanye menentang perayaan Natal dan Tahun Baru. Bahkan, lambang-lambang Natal setempat, seperti pohon Natal dan Ded Moroz, atau Kakek Fros, julukan untuk Sinterklas di Rusia, dilarang keras.

Selasa, 10 Desember 2013

KERAJAAN ALLAH



Perwujudan dan pelaksanaan kedaulatan universal Allah atas makhluk-makhluk ciptaan-Nya, atau sarana yang Ia gunakan untuk tujuan tersebut. (Mz 103:19) Frasa ini khususnya digunakan untuk perwujudan kedaulatan Allah melalui suatu pemerintahan berbentuk kerajaan yang dikepalai oleh Putra-Nya, Kristus Yesus.


Kata yang diterjemahkan ”kerajaan” dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen adalah ba·si·lei′a, yang berarti ”sebuah kerajaan, wilayah, daerah atau negeri yang diperintah oleh seorang raja; kuasa, wewenang, daerah kekuasaan, pemerintahan seorang raja; kebesaran kerajaan, gelar dan kehormatan seorang raja”. (The Analytical Greek Lexicon, 1908, hlm. 67) Markus dan Lukas sering kali menggunakan frasa ”kerajaan Allah”, sedangkan dalam catatan Matius frasa yang paralel, ”kerajaan surga”, muncul sebanyak kira-kira 30 kali.—Bdk. Mrk 10:23 dan Luk 18:24 dengan Mat 19:23, 24; lihat KERAJAAN; LANGIT DAN SURGA (Surga).


Dalam hal struktur dan fungsinya, pemerintahan Allah adalah suatu teokrasi sejati (dari Yn. the·os′, allah, dan kra′tos, pemerintahan), pemerintahan oleh Allah. Istilah ”teokrasi” diakui berasal dari sejarawan Yahudi bernama Yosefus dari abad pertama M, yang tampaknya menciptakan istilah ini dalam karyanya Against Apion (II, 164, 165 [17]). Mengenai pemerintahan yang dibentuk atas Israel di Sinai, Yosefus menulis, ”Beberapa kelompok masyarakat mempercayakan kekuasaan politik tertingginya kepada monarki, kelompok-kelompok lain kepada oligarki, tetapi ada pula yang mempercayakannya kepada rakyat. Akan tetapi, pemberi hukum kita tidak tertarik kepada salah satu pun di antara bentuk-bentuk pemerintahan tersebut, sebaliknya, kepada negaranya ia memberikan suatu bentuk yang—jika boleh menggunakan istilah yang dipaksakan—dapat disebut suatu ’teokrasi [Yn., the·o·kra·ti′an]’, dengan menempatkan semua kedaulatan dan wewenang di tangan Allah.” Tentu saja, agar menjadi suatu teokrasi sejati, pemerintahan itu tidak mungkin ditetapkan oleh legislator manusia mana pun, misalnya oleh Musa, tetapi harus ditetapkan dan dibentuk oleh Allah. Catatan Alkitab memperlihatkan bahwa demikianlah halnya.

Tema Agung dari Alkitab



Menafsirkan Alkitab Rahasia-rahasia yang tersimpan dalam buku Wahyu telah lama membingungkan siswa-siswa Alkitab yang tulus hati. Pada waktu yang Allah tentukan, rahasia-rahasia itu harus disingkapkan, tetapi bagaimana, kapan, dan kepada siapa? Hanya roh Allah yang dapat memberitahu maknanya bila waktu yang telah ditentukan sudah dekat. (Wahyu 1:3, NW) Rahasia-rahasia suci itu akan disingkapkan kepada hamba-hamba Allah yang bergairah di bumi agar mereka dikuatkan untuk mengumumkan keputusan-keputusan penghakimanNya. (Bandingkan Matius 13:10, 11.) Kami tidak menyatakan bahwa penjelasan dalam publikasi ini sempurna. Seperti Yusuf pada jaman dulu, kami mengatakan: ”Bukankah Allah yang berhak menafsirkan?” (Kejadian 40:8, NW) Tetapi, pada waktu yang sama, kami dengan yakin percaya bahwa penjelasan yang diuraikan di sini selaras dengan Alkitab secara keseluruhan, yang memperlihatkan betapa secara luar biasa nubuat ilahi telah digenapi dalam peristiwa-peristiwa dunia pada jaman kita yang penuh bencana ini.


AMSAL Alkitab mengatakan: ”Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.” (Pengkhotbah 7:8) Dalam buku Wahyu inilah kita membaca tentang klimaks yang dramatis dari maksud-tujuan Allah yang mulia untuk menyucikan namaNya di hadapan semua makhluk ciptaan. Seperti dinyatakan Allah berulang kali melalui salah seorang dari nabi-nabiNya yang terdahulu: ”Mereka akan mengetahui bahwa Akulah [Yehuwa].”—Yehezkiel 25:17; 38:23.

Jumat, 06 Desember 2013

Hari-Hari Raya-Natal.



 

Definisi: Hari-hari yang biasanya ditandai dengan libur dari pekerjaan sekuler dan sekolah guna merayakan suatu peristiwa. Hari-hari tersebut bisa juga berupa kesempatan untuk pesta-pesta keluarga atau masyarakat. Orang-orang yang ambil bagian di dalamnya dapat menganggapnya bersifat agama atau sebagian besar bersifat ramah-tamah atau duniawi.

Apakah Hari Natal perayaan yang didasarkan atas Alkitab?

Tanggal Perayaan

Cyclopœdia karya M’Clintock dan Strong mengatakan, ”Perayaan Hari Natal bukan suatu ketetapan ilahi, juga tidak berasal dari P[erjanjian] B[aru]. Hari kelahiran Kristus tidak dapat dipastikan dari P[erjanjian] B[aru], atau, malah, dari sumber lain mana pun.”—(New York, 1871), Jil. II, hlm. 276.

Luk. 2:8-11 menunjukkan bahwa gembala-gembala berada di padang pada malam hari sewaktu Yesus dilahirkan. Buku Daily Life in the Time of Jesus menyatakan, ”Kawanan ternak . . . melewati musim dingin di dalam kandang; dan dari sini saja nyata bahwa tanggal tradisional untuk Hari Natal, yaitu pada musim dingin, tidak mungkin benar, karena Injil mengatakan bahwa gembala-gembala berada di padang.”—(New York, 1962), Henri Daniel-Rops, hlm. 228.

Berpautlah pada Ibadat Sejati--natal.

 
Apa yang Alkitab ajarkan tentang pemujaan patung dan leluhur?

Apa pandangan orang Kristen mengenai hari raya agama?

Bagaimana caranya menjelaskan kepercayaan Anda tanpa menyinggung perasaan orang?

KATAKANLAH Anda baru saja tahu bahwa seluruh lingkungan tempat tinggal Anda telah tercemar. Seseorang diam-diam telah membuang limbah beracun di daerah itu, dan sekarang kehidupan semua orang terancam bahaya. Apa yang akan Anda lakukan? Sebisa mungkin, Anda tentu akan pindah dari sana. Tetapi, setelah itu, Anda masih dihantui pertanyaan penting, ’Apakah saya sudah terkena racun?’

2 Demikian pula keadaannya dengan agama palsu. Alkitab mengajarkan bahwa agama seperti itu sudah tercemar dengan ajaran dan cara beribadat yang najis. (2 Korintus 6:17) Itulah sebabnya mengapa begitu penting untuk keluar dari ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia. (Penyingkapan 18:2, 4) Sudahkah Anda melakukannya? Jika sudah, Anda patut dipuji. Tetapi, ada lagi yang dituntut selain memutuskan hubungan dengan agama palsu. Anda selanjutnya harus bertanya kepada diri sendiri, ’Apakah masih ada sisa-sisa agama palsu yang mencemari diri saya?’ Pertimbangkan beberapa contoh.

Minggu, 24 November 2013

Perjamuan malam Tuan (Peringatan )

Perjamuan Malam Tuan (Peringatan)
Definisi: Perjamuan untuk memperingati kematian Yesus Kristus; jadi, peringatan kematiannya, kematian yang pengaruhnya jauh lebih luas daripada kematian siapa pun. Inilah satu-satunya peristiwa yang Tuan Yesus Kristus perintahkan kepada murid-muridnya untuk diperingati.—1 Kor. 11:20.

Apa makna penting Peringatan?

Kepada rasul-rasulnya yang setia, Yesus berkata, ”Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan aku.” (Luk. 22:19) Ketika menulis kepada para anggota sidang Kristen yang dilahirkan dengan roh, rasul Paulus menambahkan, ”Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu terus mengumumkan kematian Tuan, sampai ia tiba.” (1 Kor. 11:26) Jadi, Peringatan menarik perhatian istimewa kepada makna penting kematian Yesus Kristus dalam pelaksanaan maksud-tujuan Yehuwa. Hal ini menonjolkan arti kematian Yesus sebagai korban terutama sehubungan dengan perjanjian baru dan bagaimana kematiannya mempengaruhi orang-orang yang akan menjadi ahli waris Kerajaan surgawi bersamanya.—Yoh. 14:2, 3; Ibr. 9:15.

Peringatan juga mengingatkan bahwa kematian Yesus dan caranya hal itu terjadi, selaras dengan maksud-tujuan Allah seperti dinyatakan dalam Kejadian 3:15 dan selanjutnya, dimaksudkan untuk menyucikan nama Yehuwa. Dengan memelihara integritas kepada Yehuwa sampai mati, Yesus membuktikan bahwa dosa Adam tidak disebabkan oleh kesalahan apa pun dari Pencipta dalam hal merancang manusia tetapi bahwa manusia dapat dengan sempurna mempertahankan pengabdian yang saleh bahkan di bawah tekanan yang hebat, dan dengan demikian Yesus membenarkan Allah Yehuwa sebagai Pencipta dan Penguasa Universal. Selain itu, Yehuwa bermaksud agar kematian Yesus menyediakan suatu korban manusia sempurna yang dibutuhkan untuk menebus keturunan Adam, dengan demikian bermiliar-miliar orang yang menjalankan iman dapat memperoleh hidup kekal dalam suatu bumi firdaus, sebagai penggenapan maksud-tujuan Yehuwa yang semula dan sebagai pernyataan kasih-Nya yang besar untuk umat manusia.—Yoh. 3:16; Kej. 1:28.

Asal usul Natal zaman Modern

Asal Usul Natal Zaman Modern

BAGI jutaan orang di seluruh dunia, Natal adalah saat yang penuh sukacita dalam setahun. Inilah waktunya untuk makan-makan, menjalankan tradisi turun-temurun, dan menikmati kebersamaan dalam keluarga. Hari Natal adalah juga kesempatan bagi sahabat dan sanak saudara untuk bertukar kartu dan hadiah.

Akan tetapi, 150 tahun yang lalu, Natal sebenarnya merupakan hari raya yang sangat berbeda. Dalam bukunya, The Battle for Christmas, profesor sejarah Stephen Nissenbaum menulis, ”Natal . . . adalah saat untuk bermabuk-mabukan karena aturan-aturan yang menuntun perilaku manusia dalam masyarakat untuk sementara diabaikan demi ’karnaval’, semacam Mardi Gras di bulan Desember.”

Bagi orang yang sangat menghormati Natal, gambaran ini mungkin mengganggu perasaannya. Mengapa orang-orang sampai hati menodai hari raya yang bertujuan memperingati kelahiran Putra Allah? Jawabannya mungkin mengejutkan saudara.

Dasar yang Keliru

Sejak kemunculannya pada abad keempat, Natal telah diliputi oleh berbagai kontroversi. Misalnya, timbul pertanyaan tentang hari kelahiran Yesus. Karena Alkitab tidak memerinci hari maupun bulan kelahiran Yesus, berbagai tanggal telah diajukan. Pada abad ketiga, sekelompok teolog Mesir menetapkan tanggal 20 Mei sebagai hari kelahiran Yesus, sedangkan para teolog lainnya lebih menyukai tanggal-tanggal yang lebih awal, seperti tanggal 28 Maret, 2 April, atau 19 April. Menjelang abad ke-18, kelahiran Yesus dikaitkan dengan setiap bulan dalam setahun! Kalau begitu, bagaimana tanggal 25 Desember yang akhirnya terpilih?

Kamis, 21 November 2013

Berpautlah pada Ibadat Sejati--natal.


 
Apa yang Alkitab ajarkan tentang pemujaan patung dan leluhur?

Apa pandangan orang Kristen mengenai hari raya agama?

Bagaimana caranya menjelaskan kepercayaan Anda tanpa menyinggung perasaan orang?

KATAKANLAH Anda baru saja tahu bahwa seluruh lingkungan tempat tinggal Anda telah tercemar. Seseorang diam-diam telah membuang limbah beracun di daerah itu, dan sekarang kehidupan semua orang terancam bahaya. Apa yang akan Anda lakukan? Sebisa mungkin, Anda tentu akan pindah dari sana. Tetapi, setelah itu, Anda masih dihantui pertanyaan penting, ’Apakah saya sudah terkena racun?’

2 Demikian pula keadaannya dengan agama palsu. Alkitab mengajarkan bahwa agama seperti itu sudah tercemar dengan ajaran dan cara beribadat yang najis. (2 Korintus 6:17) Itulah sebabnya mengapa begitu penting untuk keluar dari ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia. (Penyingkapan 18:2, 4) Sudahkah Anda melakukannya? Jika sudah, Anda patut dipuji. Tetapi, ada lagi yang dituntut selain memutuskan hubungan dengan agama palsu. Anda selanjutnya harus bertanya kepada diri sendiri, ’Apakah masih ada sisa-sisa agama palsu yang mencemari diri saya?’ Pertimbangkan beberapa contoh.

Berbagai Perayaan yang Tidak Menyenangkan Allah


 
”Teruslah pastikan apa yang diperkenan Tuan.”—EFESUS 5:10.

”PARA penyembah yang benar,” kata Yesus, ”akan menyembah Bapak dengan roh dan kebenaran, karena, sesungguhnya, Bapak mencari orang-orang yang seperti itu supaya mereka menyembah dia.” (Yohanes 4:23) Pada waktu Yehuwa menemukan orang-orang seperti itu—sebagaimana Ia menemukan Saudara—Ia menarik mereka kepada-Nya dan kepada Putra-Nya. (Yohanes 6:44) Benar-benar suatu kehormatan! Tetapi, para pencinta kebenaran Alkitab harus ’terus memastikan apa yang diperkenan Tuan’, sebab Setan adalah penipu ulung.—Efesus 5:10; Penyingkapan 12:9.

2 Perhatikan apa yang terjadi di dekat Gunung Sinai ketika orang Israel meminta Harun membuatkan suatu allah untuk mereka. Harun dengan berat hati menuruti keinginan mereka, lalu membuat sebuah anak lembu emas tetapi dia secara tidak langsung menyatakan bahwa patung itu melambangkan Yehuwa. ”Besok ada perayaan bagi Yehuwa,” katanya. Apakah Yehuwa bersikap masa bodoh terhadap peleburan agama yang sejati dengan yang palsu? Tidak. Atas perintah-Nya, kira-kira tiga ribu penyembah berhala dibunuh. (Keluaran 32:1-6, 10, 28) Hikmahnya? Jika kita ingin tetap berada dalam kasih Allah, kita tidak boleh ”menyentuh apa pun yang najis” dan harus dengan sungguh-sungguh menjaga kebenaran tetap bersih dari unsur apa pun yang bersifat merusak.—Yesaya 52:11; Yehezkiel 44:23; Galatia 5:9.

3 Sayang sekali, setelah kematian para rasul, yang menjadi penahan kemurtadan, orang Kristen palsu yang tidak mengasihi kebenaran mulai mengadopsi berbagai kebiasaan, perayaan, dan hari raya kafir, yang mereka beri label Kristen. (2 Tesalonika 2:7, 10) Kalau Saudara perhatikan, beberapa perayaan tersebut tidak mencerminkan roh Allah, tetapi roh dunia. Umumnya, berbagai perayaan duniawi memiliki kesamaan, yaitu memikat keinginan daging dan mendukung kepercayaan agama palsu serta spiritisme—ciri khas ”Babilon Besar”. (Penyingkapan 18:2-4, 23) Ingatlah juga bahwa Yehuwa melihat sendiri praktek-praktek agama kafir yang menjijikkan yang menjadi sumber dari banyak kebiasaan populer. Tidak diragukan, dewasa ini pun Ia merasa jijik terhadap perayaan-perayaan seperti itu. Tidakkah kita seharusnya menganggap pandangan-Nya tersebut sangat penting?—2 Yohanes 6, 7.

Rabu, 20 November 2013

Hades


 

Kata ini adalah transliterasi yang umum ke dalam bahasa Indonesia dari padanan Yunaninya, haides. Artinya mungkin ”tempat yang tidak kelihatan”. Secara keseluruhan, kata ”Hades” muncul sepuluh kali dalam manuskrip-manuskrip paling awal Kitab-Kitab Yunani Kristen.—Mat 11:23; 16:18; Luk 10:15; 16:23; Kis 2:27, 31; Pny 1:18; 6:8; 20:13, 14.

King James Version menerjemahkan haides sebagai ”neraka” dalam ayat-ayat tersebut, tetapi Revised Standard Version menerjemahkannya ”Hades”, kecuali di Matius 16:18 yang menggunakan ungkapan ”kuasa kematian”, meskipun catatan kakinya berbunyi ”gerbang-gerbang Hades”. Banyak terjemahan modern menggunakan kata ”Hades” dan bukannya ”neraka”.

Kitab-Kitab Ibrani (dari Kejadian sampai Maleakhi) terjemahan Septuaginta Yunani menggunakan kata ”Hades” 73 kali; 60 kali di antaranya untuk menerjemahkan kata Ibrani syeʼohl, yang umumnya ditransliterasi menjadi ”Syeol”. Lukas, yang diilhami Allah untuk menulis buku Kisah, dengan jelas memperlihatkan bahwa Hades adalah padanan kata Yunani untuk Syeol sewaktu ia menerjemahkan kutipan Petrus dari Mazmur 16:10. (Kis 2:27) Kebalikannya, dalam sembilan terjemahan Ibrani modern dari Kitab-Kitab Yunani Kristen, kata ”Syeol” digunakan untuk menerjemahkan kata Hades di Penyingkapan 20:13, 14; dan terjemahan Siria menggunakan kata yang terkait, Syiul.

Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, kata Hades berkaitan dengan kematian, baik dalam ayatnya sendiri maupun dalam konteksnya, kecuali dalam dua pemunculan yang akan dibahas di paragraf berikut. Hades tidak memaksudkan kuburan tunggal (Yn., tafos), atau makam tunggal (Yn., mnema), atau makam peringatan tunggal (Yn., mne·meion), tetapi kuburan umum umat manusia, tempat orang mati dan orang-orang yang dikubur, tidak kelihatan. Jadi, artinya sama dengan padanan katanya, ”Syeol”, dan fakta itu terbukti dengan memeriksa penggunaannya dalam kesepuluh pemunculan kata Hades itu.—Lihat KUBURAN; SYEOL.

Neraka—Siksaan Kekal atau Kuburan Umum?


 

APAKAH saudara telah diberi tahu bahwa Bapa-Bapa Gereja masa awal, teolog-teolog abad pertengahan dan para Reformis menyatakan bahwa siksaan yang dialami di neraka bersifat kekal? Jika demikian, mungkin saudara akan terkejut bila mengetahui bahwa beberapa sarjana Alkitab yang sangat terpandang sekarang sedang menantang pandangan itu. Di Inggris, salah seorang dari antara mereka, John R. W. Stott, menulis bahwa ”Alkitab menunjuk ke arah pembinasaan, dan bahwa ’siksaan kekal secara sadar’ adalah suatu tradisi yang harus tunduk kepada wewenang tertinggi dari Alkitab.”—Essentials—A Liberal-Evangelical Dialogue.

Apa yang membuatnya menyimpulkan bahwa ajaran siksaan kekal tidak berdasarkan Alkitab?

Pelajaran Bahasa

Argumen pertamanya menyangkut bahasa. Ia menjelaskan bahwa bila Alkitab menunjuk kepada akhir dari keadaan terkutuk (”Gehena”; lihat kotak, halaman 8), buku itu sering menggunakan kosa kata ”pembinasaan”, dalam bahasa Yunani ”kata kerjanya adalah apollumi (membinasakan) dan kata bendanya adalah apòleia (pembinasaan)”. Apakah kata-kata ini mengacu kepada siksaan? Stott menjelaskan bahwa bila kata kerjanya bersifat aktif dan transitif, ”apollumi” berarti ”membunuh”. (Matius 2:13; 12:14; 21:41) Jadi, di Matius 10:28, yang dalam King James Version disebutkan bahwa Allah membinasakan ”jiwa maupun tubuh di dalam neraka”, gagasan yang terkandung adalah kebinasaan dalam kematian, bukan siksaan kekal. Di Matius 7:13, 14, Yesus membandingkan ”sesaklah . . . jalan yang menuju kepada kehidupan” dengan ”lebarlah . . . jalan yang menuju kepada kebinasaan”. Stott berkomentar, ”Oleh karena itu, akan tampak aneh jika orang-orang yang dikatakan mengalami kebinasaan ternyata tidak binasa.” Dengan alasan yang dapat dibenarkan, ia mencapai kesimpulan, ”Jika membunuh adalah mencabut kehidupan dari tubuh, maka neraka tampaknya berarti pencabutan kehidupan fisik maupun rohani, yaitu, menjadi tidak ada.”—Essentials, halaman 315-16.

Menetapkan Tanggal Peristiwa-Peristiwa Dalam Arus Waktu

Menetapkan Tanggal Peristiwa-Peristiwa Dalam Arus Waktu

Pelajaran tentang Kitab-Kitab yang Terilham serta Latar Belakangnya

Pelajaran Nomor 3—Menetapkan Tanggal Peristiwa-Peristiwa Dalam Arus Waktu


Menghitung Waktu menurut Alkitab dan pembahasan tentang kronologi dari peristiwa-peristiwa utama dalam Kitab-Kitab Ibrani dan Yunani.

KETIKA Daniel mendapat penglihatan mengenai ’raja utara’ dan ’raja selatan,’ malaikat Yehuwa beberapa kali mengucapkan perkataan ”waktu yang ditetapkan.” (Dan. 11:6, 27, 29, 35) Ada banyak ayat lain juga yang menunjukkan bahwa Yehuwa sangat cermat dalam menetapkan waktu dan Ia melaksanakan maksud-tujuan-Nya tepat pada waktunya. (Luk. 21:24; 1 Tes. 5:1, 2) Di dalam Firman-Nya, yaitu Alkitab, Ia telah menyediakan sejumlah ”pedoman” yang membantu kita untuk mengetahui kapan terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam arus waktu. Banyak kemajuan telah dibuat dalam pemahaman kronologi Alkitab. Penyelidikan oleh para arkeolog dan yang lainnya terus memperjelas berbagai masalah, sehingga memungkinkan kita menentukan tanggal-tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting yang dicatat dalam Alkitab.—Ams. 4:18.

Senin, 18 November 2013

Kapan Yerusalem Kuno Dihancurkan?—Bagian Satu

Kapan Yerusalem Kuno Dihancurkan?—Bagian Satu

Mengapa Ini Penting; Apa yang Ditunjukkan Bukti
Ini adalah artikel pertama yang membahas pertanyaan-pertanyaan akademis seputar tahun dihancurkannya Yerusalem kuno. Dua artikel dalam seri ini menyajikan jawaban berdasarkan Alkitab dan riset yang cermat atas pertanyaan yang kadang diajukan pembaca.
”Pada umumnya, sejarawan dan arkeolog mengakui 586 SM atau 587 SM sebagai tahun dihancurkannya Yerusalem. Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa itu terjadi pada 607 SM? Apa dasar kesimpulan Anda?”

ITULAH pertanyaan seorang pembaca majalah ini. Tetapi, mengapa kita perlu mengetahui kapan sebenarnya Raja Babilonia Nebukhadnezar II menghancurkan kota Yerusalem? Pertama, karena peristiwa itu menandai titik balik penting dalam sejarah umat Allah. Seorang sejarawan mengatakan bahwa hal itu mengakibatkan ”bencana, bahkan bencana terbesar”. Tahun itu menandai akhir dari bait yang telah menjadi pusat ibadat kepada Allah Yang Mahakuasa selama lebih dari 400 tahun. ”Ya Allah,” ratap seorang pemazmur Alkitab, ”mereka menajiskan Rumah-Mu, Yerusalem dijadikan reruntuhan.”—Mazmur 79:1, Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK).

Kebenaran tentang Natal


 

APAKAH Anda memandang penting kebenaran rohani? Jika ya, mungkin Anda pernah mempertanyakan hal-hal ini: (1) Apakah Yesus memang lahir pada tanggal 25 Desember? (2) Siapakah ”orang-orang majus” dan apakah jumlahnya memang tiga orang? (3) ”Bintang” apa yang mengarahkan mereka kepada Yesus? (4) Apa hubungan Sinterklas dengan Yesus dan kelahirannya? (5) Bagaimana pandangan Allah tentang kebiasaan memberi hadiah atau, lebih tepatnya, tukar-menukar hadiah pada waktu Natal?

Sekarang, mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan ini berdasarkan Alkitab dan fakta sejarah.
(1) Apakah Yesus Lahir pada Tanggal 25 Desember?

Kebiasaan: Menurut tradisi, kelahiran Yesus terjadi dan dirayakan pada 25 Desember. Ensiklopedi Indonesia menjelaskan bahwa Natal adalah pesta peringatan hari kelahiran Yesus di Betlehem.

Asal usulnya: ”Proses penetapan tanggal 25 Desember tidak berdasarkan Alkitab,” kata The Christmas Encyclopedia, ”tetapi dari perayaan kafir Romawi yang diadakan pada akhir tahun”, sekitar waktu titik balik matahari pada musim dingin di Belahan Bumi Utara. Salah satunya ialah perayaan Saturnalia, untuk menghormati Saturnus, dewa pertanian, ”dan perayaan gabungan untuk dua dewa matahari, Sol dari Roma dan Mitra dari Persia”, kata ensiklopedia yang sama. Hari lahir kedua dewa itu dirayakan pada tanggal 25 Desember, titik balik matahari pada musim dingin menurut kalender Julius.

Perayaan-perayaan kafir itu mulai ”dikristenkan” pada tahun 350, sewaktu Paus Julius I menyatakan 25 Desember sebagai hari kelahiran Kristus. ”Kelahiran Kristus ini perlahan-lahan diterima atau menggantikan semua ritus titik balik matahari lainnya,” kata Encyclopedia of Religion. ”Lambang-lambang matahari semakin digunakan untuk menggambarkan Kristus yang telah dibangkitkan (yang juga disebut Sol Invictus), dan lambang kuno lingkaran matahari . . . menjadi lingkaran cahaya di kepala para santo Kristen.”

Pandangan alkitab,mengapa natal bukan perayaan Kristiani ?


 

’NATAL dilarang! Siapa pun yang merayakannya atau bahkan tinggal di rumah, tidak bekerja pada hari Natal akan dijatuhi hukuman!’

Hal yang tampak aneh ini sungguh-sungguh terjadi pada abad ke-17. Orang-orang puritan (salah satu anggota mazhab Gereja Protestan) melarang perayaan itu di Inggris. Apa penyebab pendirian yang demikian tegas untuk menentang Natal? Dan mengapa dewasa ini terdapat jutaan orang yang merasa bahwa Natal bukan bagi umat kristiani?

Dari Mana Sebenarnya Natal Berasal?

Anda mungkin terkejut bila mempelajari bahwa Natal tidak diajarkan oleh Kristus Yesus maupun dirayakan olehnya atau para muridnya di abad pertama. Kenyataannya, tidak ada catatan tentang perayaan Natal sampai 300 tahun setelah Kristus wafat.

Kebanyakan orang yang hidup di zaman itu menyembah matahari, karena mereka merasakan ketergantungan yang kuat pada siklus tahunannya. Berbagai upacara yang terinci menyertai ibadat kepada matahari di Eropa, Mesir, dan Persia. Tema pokok perayaan-perayaan ini adalah kembalinya terang. Matahari, karena tampak lemah selama musim dingin, dimohon untuk kembali dari ’perjalanan jauh’. Perayaan-perayaan itu meliputi pesta pora, makan-makan, dansa-dansi, mendandani rumah dengan aneka lampu dan hiasan serta saling memberi hadiah. Apakah kegiatan-kegiatan ini kelihatannya sudah umum?

Para penyembah matahari yakin bahwa bagian kayu yang tidak terbakar di antara kayu api unggun memiliki kekuatan magis, bahwa menyalakan api unggun dapat memberi kekuatan kepada dewa matahari dan menghidupkan dia kembali, bahwa rumah yang dihias dengan evergreens (jenis pohon yang terus berdaun dan tetap berwarna hijau sepanjang tahun, seperti cemara, pinus, dan lain-lain) akan mengusir roh-roh jahat, bahwa holly (rangkaian sejenis daun-daunan dengan buah berwarna merah) dipersembahkan sebagai suatu janji kembalinya matahari, dan bahwa ranting pohon mistletoe (sejenis tanaman parasit berbuah putih) dapat membawa keberuntungan apabila dikenakan dengan anggun. Kepada perayaan apakah benda-benda ini dihubungkan dewasa ini?

1914—Tahun Penting dalam Nubuat Alkitab

 

PULUHAN tahun sebelumnya, siswa-siswa Alkitab mengumumkan bahwa akan terjadi peristiwa-peristiwa penting pada tahun 1914. Peristiwa apa sajakah itu, dan bukti apa yang menunjukkan bahwa 1914 adalah tahun yang sangat penting?
Sebagaimana dicatat di Lukas 21:24, Yesus mengatakan, ”Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa, sampai waktu yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa [”segala zaman orang kafir”, Terjemahan Lama] digenapi.” Pada zaman dahulu, Yerusalem adalah ibu kota bangsa Yahudi—pusat pemerintahan raja-raja dinasti Daud. (Mazmur 48:1, 2) Tetapi, di antara semua pemimpin bangsa, raja-raja ini mempunyai kedudukan yang unik. Mereka duduk di ”takhta Yehuwa” sebagai wakil Allah sendiri. (1 Tawarikh 29:23) Maka, Yerusalem adalah lambang pemerintahan Yehuwa.
Namun, bagaimana dan kapan pemerintahan Allah mulai ”diinjak-injak oleh bangsa-bangsa”? Pada tahun 607 SM ketika Yerusalem ditaklukkan oleh orang Babilon. ”Takhta
Yehuwa” menjadi kosong, dan garis dinasti Daud terputus. (2 Raja 25:1-26) Apakah ’penginjak-injakan’ itu akan berlangsung untuk selamanya? Tidak, sebab tentang Zedekia, raja terakhir di Yerusalem, Yehezkiel bernubuat, ”Singkirkan serbanmu, dan tanggalkan mahkotamu.…Itu pasti tidak akan menjadi milik siapa pun sampai kedatangan dia yang memiliki hak yang sah, dan aku akan memberikannya kepada dia.” (Yehezkiel 21:26, 27) Pemilik ”hak yang sah” atas mahkota Daud adalah Kristus Yesus. (Lukas 1:32, 33) Jadi, ’penginjak-injakan’ itu berakhir sewaktu Yesus menjadi Raja.

Ketika Manusia Diam Bersama Allah di Firdaus


 

PERNAHKAH kita memikirkan apa artinya istilah ”TUHAN, yang menciptakan langit”, dan juga, ”Allah, yang menciptakan segala sesuatu”? Istilah2 itu berarti bahwa pernah ada suatu waktu manakala Allah hanya seorang diri. (Yesaya 42:5; Efesus 3:9) Tidak ada suatu barang ciptaan. Jadi selama jangka waktu panjang di masa lampau Allah hanya seorang diri dan Ia belum menjadi seorang Pencipta. Itu sebabnya nabi Musa berkata kepada Allah dalam doanya: ”Sebelum gunung2 dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari se-lama2nya sampai se-lama2nya Engkaulah Allah.” (Mazmur 90:2) Selama jangka waktu yang panjang sebelum Ia menciptakan sesuatu, Allah tetap merasa senang.

2 Kemudian datanglah saat ketika Allah berkehendak menjadi seorang Bapa. Bukan untuk menjadi Pencipta barang2 yang tak bernyawa atau tak berakal. Maksud Allah adalah untuk menciptakan makhluk2 yang cerdas, anak2 yang serupa dengan Dia sebagai Bapa mereka. Jadi Ia berkehendak untuk memikul tanggung-jawab dari satu keluarga. Anak2 macam apakah yang Ia hendak ciptakan pada mulanya? Bukan anak2 manusiawi, karena ini berarti Ia mesti membuat sebuah bola bumi lebih dulu supaya mereka dapat tinggal di sana. Sepatutnya Allah membuat anak2 yang seperti Dirinya, yakni surgawi dan roh, karena Ia sendiri adalah roh. Maka anak2 itu adalah anak2 rohani, yang dapat memandang Dia dan dapat menghadap kepadaNya dan Iapun dapat berkomunikasi secara langsung.

Kamis, 14 November 2013

ALLAH atau Elohim


 
Apa pun yang disembah dapat disebut allah atau dewa, karena si penyembah mengakuinya sebagai sesuatu yang lebih perkasa daripada dirinya dan ia memujanya. Seseorang bahkan dapat menjadikan perutnya sebagai allah. (Rm 16:18; Flp 3:18, 19) Alkitab menyebutkan bahwa ada banyak allah (Mz 86:8; 1Kor 8:5, 6), tetapi memperlihatkan bahwa allah-allah berbagai bangsa tidak ada nilainya.—Mz 96:5; lihat DEWA DAN DEWI.

Kata-Kata Ibrani. Kata Ibrani yang diterjemahkan ”Allah” antara lain ialah ʼEl, yang mungkin berarti ”Yang Perkasa; Yang Kuat”. (Kej 14:18) Kata itu digunakan untuk memaksudkan Yehuwa, allah-allah lain, dan manusia. Kata itu juga digunakan secara luas sebagai bagian dari nama pribadi, seperti Elisa (yang berarti ”Allah Adalah Keselamatan”) dan Mikhael (”Siapa Seperti Allah?”). Di beberapa ayat, ʼEl muncul dengan kata sandang tentu (ha·ʼEl, harfiah, ”Allah” [bhs. Ing., the God]) untuk memaksudkan Yehuwa, dengan demikian membedakan Dia dari allah-allah lain.—Kej 46:3; 2Sam 22:31; lihat Rbi8, Apendiks 1F dan 1G.

Dalam nubuat di Yesaya 9:6, Yesus Kristus disebut sebagai ʼEl Gib·bohr, ”Allah yang Perkasa” (bukan ʼEl Syad·dai [Allah Yang Mahakuasa], yang ditujukan kepada Yehuwa di Kejadian 17:1).

Bentuk jamak, ʼe·lim, digunakan apabila memaksudkan allah-allah lain, seperti di Keluaran 15:11 (”allah-allah”). Ini juga digunakan sebagai bentuk jamak yang menyatakan keagungan dan keunggulan, seperti di Mazmur 89:6, ”Siapakah yang dapat menyamai Yehuwa di antara putra-putra Allah [bi·veneh ʼE·lim]?” Di ayat ini dan di sejumlah ayat lain, bentuk jamak digunakan untuk menyatakan satu pribadi tunggal, dan ini didukung oleh fakta bahwa ʼE·lim diterjemahkan menjadi bentuk tunggal The·os dalam Septuaginta Yunani, maupun Deus dalam Vulgata Latin.